Sabtu, 03 November 2012

OPINI

3 PilarUtamaPenyanggaKedaulatan NKRI

Oleh : Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri, MS

Archipelago mengandungmaknabahwa ratio lautatau air adalahlebihbesardaripadadaratan (pulau), tetapikeduanyadianggapsebagaisatukesatuan. Archipelago adalahkonsepsigeografis, sementara archipelagic state (Negara Kepulauan) adalahpengejewantahandarikonsepsigeografistersebutkepadakonsepsipolitis.

MengenangjasapahlawansepertiIr H Djuanda tidak cukup hanya dengan mengabadikannya pada nama jalan, universitas, pelabuhan, dan sebagainya. Karena generasi penerus kita perlu pengenalan tentang visi, ideologi, dan cita-cita luhur yang telah diperjuangkan sang pahlawan agar dapat meneruskan dan mewujudkan perjuangannya.
Kita tidak dapat membayangkan jika Perdana Menteri Ir H Djuanda tidak mengumumkan Deklarasi Djoeanda 13 Desember 1957, mungkin potensi kekayaan laut Indonesia hanya sepertiga dari yang kita miliki sekarang. Wilayah laut Indonesia saat itu hanya meliputi laut sejauh tiga mil dari garis pantai yang mengelilingi pulau-pulau di Nusantara.Di antara pulau-pulau itu, terdapat laut bebas (internasional) yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan Indonesia.
Ir H Djuanda dengan berani menyuarakan kepada dunia bahwa lautan Indonesia adalah termasuk laut di sekitarnya, di antara, dan di dalam Kepulauan Indonesia. Berdasarkan Deklarasi Djoeanda, wilayah laut Indonesia menjadisangat luas, yaitu 5,8juta km persegi atau tiga perempat dari keseluruhan wilayah Indonesia. Kita mempunyai lebih dari 17.500 pulau dan dikelilingi 81 ribu km garis pantai. Karena itu Indonesia dikenal dengan negara maritim dan kepulauan terbesar di dunia. Sementara garis pantainya adalah yang terpanjang kedua di dunia setelah Kanada.

Tiga pilar utama
Secara historis, geopolitik Indonesia didasarkan pada tiga pilar bangunan kesatuan dan persatuan negara dan bangsa.Tanpa ketiga landasan ini, maka Indonesia sebagai bangsa dan negara tidak pernah ada dalam catatan sejarah. Pertama, lahirnyaSumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Kedua, kemerdekaan yang diproklamasikan Soekarno-Hatta 17 Agustus 1945. Ketiga, Deklarasi Djoeanda 13 Desember 1957 menjadi perwujudan dan landasan kesatuan kewilayahan yang meliputi darat, laut, dan udara.
Ir H Djuanda memperjuangkan pengertian bahwa Indonesia adalah Negara Kepulauan atau Negara Nusantara (archipelagic state) yang berdaulat.Maka, Hari Nusantara yang diperingati setiap tahun memainkan peran geopolitik yang strategis dan mendasar bagi kesatuan, persatuan, pertahanan, dan kedaulatan Indonesia.
Nusantara berasaldari kata nusa (pulau) dan antara (lautan antara yang mengililingi pulau atau daratan).Bisa juga disebut sebagai gugusan pulau-pulau yang dalam bahasa Inggris disebut archipelago atau group of islands. Dalam hal ini, Nusantara mempunyai makna geografisdanpolitis.
Pengertian archipelago mengandung makna bahwa ratio laut atau air adalah lebih besar daripada daratan (pulau), tetapi keduanya dianggap sebagai satu kesatuan. Archipelago adalah konsepsi geografis, sementara archipelagic state (Negara Kepulauan) adalah pengejewantahan dari konsepsi geografis tersebut kepada konsepsi politis.
Di samping peran geopolitik tersebut, lautan Indonesia juga memiliki peran geoekonomi yang luar biasa. Laut kita mengandung kekayaan alam yang sangat besar dan beraneka ragam. Energi kelautan kita membuat iri bangsa-bangsa lain di dunia.
Sekitar 7,5 persen (6,4 juta ton/ tahun) dari potensi lestari total ikan laut dunia berada di perairan laut Indonesia. Kurang lebih 24 juta hektare perairan laut dangkal Indonesia cocok untuk usaha budi daya laut ikan kerapu, kakap, rumput laut, dan biota laut lainnya dengan potensi produksi 47 juta ton/tahun.
Tak hanya itu, lahan pesisir yang sesuai untuk usaha budi daya tambak udang, kepiting, dan biota lainnya diperkirakan 1,2 juta hektare dengan potensi produksi 5 juta ton/tahun. Fakta yang tidak dapat dibantah bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman hayati laut pada tingkat angenetik, spesies, mau pun ekosistem tertinggi di dunia. Total nilai ekonomi dari produk perikanan dan bioteknologi perairan kita diperkirakan mencapai 82 miliar dolar AS per tahun. Hampir 70 persen produksi minyak dan gas bumi Indonesia berasal dari kawasan pesisir dan laut. Sementara potensi ekonomi jasa perhubungan laut diperkirakan 12 miliar dolar AS per tahun.
Seiring dengan pergeseran pusat ekonomi dunia dari Poros Atlantik ke Asia Pasifik, sebenarnya Indonesia mempunyai potensi lebih besar. Hampir 70 persen total perdagangan dunia berlangsung di antara negara-negara di Asia Pasifik. Lebih dari 75 persen barang-barang yang diperdagangkan diangkut melalui laut, dan 45 persen melalui Selat Malaka, Selat Lombok, Selat Makassar, dan laut lainnya.

Kesadaran maritim
Kalau sejak dulu bangsa Indonesia tidak melupakan jatidiri sebagai bangsa maritim terbesar di dunia, maka potensi kelautan dan perikanan di Nusantara dapat dikembangkan secara maksimal. Sayangnya, selama ini sumber daya kelautan hanya dipandang sebelah mata. Laut hanya dijadikan tempat buangan atau keranjang sampah.
Masyarakat kita pun selalu ditakut-takuti oleh misteri laut yang menakutkan dan menyeramkan. Dukungan infrastruktur, iptek, SDM, sumber daya keuangan, hukum, dan kelembagaan terhadap bidang kelautan di masa lalu sangat rendah.Bayangkan, sejak 1970 sampai 1996, kredit usaha yang dicurahkan untuk usaha perikanan hanya sekitar 0,02 persen dari total kredit. Maka wajar bila pencapaian hasil pembangunan kelautan di masa lalu sangatlah kecil. Sekarang, mestinya kita berani mendirikan perbankan yang khusus melayani nelayan, kalau mau memajukan sektor kelautan dan perikanan di Nusantara.
Selama ini, nelayan selalu di anak-tirikan, karena kucuran kredit hanya untuk sektor konsumtif yang padat modal dan penyerapan tenaga kerjanya sedikit. Padahal kalau kita mampu memberi peluang pada sektor kelautan dan perikanan secara maksimal, kemiskinan, dan pengangguran dapat ditekan dengan maksimal. Dari sudut geoekonomi, pembangunan ekonomi kelautan di sektor perikanan, perhubungan laut, pariwisata bahari, pertambangan, dan industri maritim pun terus mengalami perbaikan.Namun, perbaikan pembangunan ekonomi di berbagai sektor kelautan itu masih jauh lebih kecil ketimbang potensinya.
Untuk itu, kita perlu mencari terobosan dalam mendayagunakan sumberdaya kelautan secara optimal dan lestari.Melihat begitu besar potensi Indonesia, maka kekayaan laut seharusnya dapat menjadi keunggulan kompetitifkita.


 
DKP- JPN Akan BentukSatgasKelautandanPerikanan Nusantara

Sudah saatnya kita memikirkan lahirnya Satgas Kelautan & Perikanan Nusantara, dengan fungsi dan peranan selaku lembaga mitra kerja kementerian terkait, mitra usaha swasta di sektor industri kelautan, dan mitra rakyat di wilayah pesisir dan pulau-pulau terluar. Demi mejaga kedaulatan wilayah NKRI dan menyongsong pembaharuan kebijakan di 2014 sebagai keberpihakan kita pada negara kepulauan. Kalau dulu Gus Dur sudah memulai adanya Menteri Kelautan dan Perikanan, mungkin sekarang ini sudah saatnya kita berpikir tentang adanya Menko Kelautan karena di dalamnya mencakup berbagai hal-hal penting seperti, energi, transportasi, batas wilayah, ekosistem, teknologi dan lain-lain,” kata  Guru Besar FEUI yang juga Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Prof. Firmanzah Ph.D di Jakarta, Senin (29/10).
Pada kesempatan yang sama, ide ini, dikonfirmasikan dengan Ketua Umum Dewan Komite Pusat Jaringan Pembaharuan Nusantara ( DKP-JPN ), Zainal Abidin, SH,  mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik usulan tersebut. “Sayapikir, ini adalah ide yang baik, namun apakah adanya Kementerian Koordinator Kelautan merupakan solusi strategis satu-satunya dalam upaya mengoptimalkan kelautan Indonesia?,”. Memang sudah selayaknya Indonesia mengoptimalkan keunggulan strategis yang tidak dimiliki oleh kebanyakan negara lain, yakni wilayah laut yang terbentang luas, karena elemen yang terkandung di laut, dapat diistilahkan sebagai ekonomi biru, yang bisa mendatangkan sumber penerimaan untuk negara selain dari darat, seperti ikan dan energi. Akhir-akhir ini, seperti yang kita ketahui, hasilikankitasangat minim,” ujarnya.
Koordinator Program Satgas Kelautan – JPN yang juga menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Media Investigasi Satgasnas, Mario Dhaniel, SE, juga menyambut baik ide tersebut. “Itu suatu hal yang postif dan wajar jika mengingat letak geografis Indonesia yang dikelilingi laut yang luas, apalagi bila kebijakan yang akan dibuat itu tidak hanya mementingkan sektoral saja,” kata dia. Menurut Mario Dhaniel,  kebijakan tentang kelautan yang ada sampai saat ini belum optimal. “Seharusnya ada UU Pelayaran, UU Perikanan, dan UU Perhubungan Laut yang secara tegas mengatur semua itu agar sektor kelautan bisa digarap secara optimal dan tidak tumpang-tindih satu sama lain,” kata dia.
Namun, tambah Mario Dhaniel, dibentuknya Kemenko Kelautan akan menjadi tidak berguna apabila tidak membawa aspirasi yang membela sektor kelautan. “Intinya adalah Kementerian Kordinator Kelautan harus mencakup dan menyisir seluruh lini sektor kelautan, karena sektor ini sangat luas dan banyak kepentingan yang bermain,”  MarioDhaniel, menambahkan, jika pemerintah ingin mewujudkan adanya Kemenko Kelautan, itu harus diimbangi dengan anggaran  yang memadai. Anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan, kata dia, saat ini tidak mencapai 1% dari total anggaran RAPBN 2013.”Anggaran untuk Kementerian Kelautan dan Perikanan hanya 0,003 % dari total rancangan anggaran Rp 1.657 triliun,” kata Mario Dhaniel, sekitar 70% wilayah Indonesia adalah lautan dan sekitar 22% dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia disumbang oleh berbagai sektor kelautan. Sektor yang paling banyak memberikan sumbangan tersebut adalah pertambangan (9,1%) dan sektor perikanan (2,7%).

TidakEfektif
Namun menurut mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Prof. Dr. Ir. H. Rokhmin Dahuri, M.Si, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina dan DewanPakar  DKP- JPN, justru wacana tersebut kurang tepat karena seharusnya kinerja diperbaiki bukan dengan membentuk suatu lembaga baru untuk membawahi kinerja kementerian-kementerian yang terkait potensi kelautan. “Lebih baik perbaiki dan efektifkan kinerja lembaga atau Kementerian Kelautan dan Perikanan yang sudah ada saat ini. Permasalahannya karena terdapat ego di masing-masing sektoral,” ujarnya.
Dia menjelaskan, sektor kelautan bukan hanya perikanan, namun di dalamnya terdapat sektor perhubungan laut, pariwisata, energi dan sumber daya mineral, lingkungan hidup dan lain-lainnya. “Tidak efektifnya sekarang ini karena tidak ada koordinasi yang tepat. Semuanya memiliki kepentingan yang kontra kesejahteraan rakyat. Ini sama saja memboroskan anggaran,” terangnya.
Menurut Rokhmin, pemimpin sekarang seharusnya memberikan teladan agar kurangnya koordinasi antar kementerian terkait tidak lagi menjadi kepentingan sendiri-sendiri. Walau dibentuk lembaga baru semacam Kemenko, tidak akan jalan selama SDM-nya tidak kompak.
Rokhmin berpendapat perlunya reformasi birokrasi, salah satunya dengan menerapkan reward and punishment karena hingga saat ini tidak ada tindakan tegas terhadap menteri yang tidak bekerja dengan baik.“Permasalahan ini selalu berlarut-larut karena tidak ada keteladanan dan ketegasan dari pemimpin negara ini. Belum lagi ditambah dengan merajalelanya korupsi,” keluh Rokhmin. 
Akibatnya, masalah klasik selalu muncul, yaitu birokrasi, yang akhirnya menghambat iklim investasi untuk pengembangan sektor kelautan yang seharusnya dapat menjadi sebagai salah satu andalan penggerak perekonomian Indonesia.
Rokhmin mengatakan, potensi dan peluang masih terbentang luas, namun hanya akan tetap menjadi peluang dan potensi bila tidak ada keinginan kuat, kesungguhan hati, dan kerja keras terus-menerus demi mewujudkannya menjadi kenyataan, serta mengurai satu per satu persoalan yang menghadang. “Harus ada tujuan jelas. Pertama, selesaikan permasalahan yang merupakan carry over dari masa lalu. Dan, kedua, gunakan potensi yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku perikanan agar bisa menyumbang perbaikan kondisi negeri ini,” tuturnya.
Menurut anggota Komisi IV DPR RI, Ian Sugian, Kemenko Kelautan hanya akan menambah panjang proses birokrasi saja sehingga bisa membuat kinerja yang khusus menangani laut menjadi semakin lama.
Menurut dia, yang perlu dilakukan adalah bagaimana membuat Kementerian Kelautan dan Perikanan bisa superior sehingga potensi-potensi laut Indonesia tidak dicuri oleh negara lain. “Setiap tahunnya devisa kita yang hilang sebesar Rp 80 triliun. Ini dikarenakan pemerintah tidak mempunyai alat yang cukup untuk menanggulangi pencurian potensi laut. Oleh karena itu, perkuat KKP dengan alat-alat yang memadai, maka hasil-hasil laut Indonesia akan aman,” tuturnya. Yang penting, menurut dia, adalah bagaimana membuat koordinasi antar kementerian yang erat kaitannya dengan laut Indonesia menjadi lebih baik. Dengan begitu, Indonesia tidak akan kehilangan potensi-potensi lautnya yang sangat kaya.
Dan Salah satu Alat KKP  untuk mengamankan aneka ragam potensi kelautan & perikanan, serta menjaga berbagai asset Pemerintah, dan mencegah terjadinya berbagai praktek KKN, di sektor kebijakan kelautan dan perikanan, adalah terbentuknya Lembaga Satgas Keluatan & Perikanan Nusantara, yang diprakarsai oleh DKP- JPN. Dan Keberadaan Satgas Kelautan & Perikanan Nusantara, harus diperkuat dengan payung hukum, dan kewenangan yang jelas, ungkap Zainal Abidn, SH.
Untuk itu, dalam menyambut puncak acara Peringatan Angkatan Laut tahun 2012.  Serta HUT ke1 JPN, yang akan berlangsung di Hotel MercureAncol, Jakarta, pada bulan Januari 2013 mendatang, DKP – JPN akan meggelarAcara Seminar Nasional, yang bertema “Menyelamatkan Potensi Kelautan Nusantara”, serta Deklarasi Berdirinya Satgas Kelautan dan Perikanan Nusantara. Disamping itu. DKP-JPN akan memberikan Anugerah Penghargaan berupa Maha Putra Nusantara Award 2012 Tingkat Nasional, Kepada sejumlah tokoh insan pejuang pembaharuan nusantara, yang peduli terhadap masa depan negara dan bangsa, serta dinilai layak meraih anugerah pengahargaan ini.

Senin, 29 Oktober 2012

ADVERTORIAL

 Kebebasan Pers vs “Aparat”


Kekerasan tidak seharusnya  dilakukan kepada siapa pun, tak terkecuali wartawan. Jurnalis yang melakukan tugas jurnalistik dilindungi Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999. Karena itu, tindakan  kekerasan terhadap jurnalis tidak saja menghalangi jurnalis dalam menjalankan tugasnya, sama halnya menghalangi publik memperoleh informasi dan berita yang benar.

Paradigma keberadaan media jurnalisme dalam setting  demokrasi tidak lain untuk memenuhi fungsi imperatif yang bersumber  dari hak azasi warga masyarakat dalam memperoleh informasi bebas  di satu pihak, dan menyatakan pendapat secara bebas dipihak lain.

Fungsi media massa adalah bersifat imperatif, lahir sebagai implikasi dari tatanan (order) masyarakat dan negara. Tatanan dengan   pengutamaan hak warga sebagaimana dikenal sebagai norma demokrasi, media massa menjalankan fungsi imperatif untuk memenuhi kepentingan warga masyarakat.

Kebebasan  pers  yang  menjadi landasan  bagi  profesi  jurnalisme,  tak lain sebagai bagian dari HAM warga masyarakat untuk menilai fakta  dan membentuk pendapat secara bebas. Kebebasan jurnalisme  adalah untuk mendapatkan fakta-fakta selengkap-lengkapnya, agar  dapat dijadikan bahan bagi warga masyarakat untuk membentuk  pendapatnya.

Meski demikian media massa tidak boleh memperuncing sebuah  konflik dalam pemberitaannya. Solusi dari media massa diharapkan   mampu meredakan “konflik”. Verifikasi data harus dikedepankan oleh  jurnalis dalam melakukan peliputan “konflik” tersebut.

Untuk itu, penyusunan TOR (Term of Reference) dari redaksi terkait menjadi mutlak karena di dalam konflik banyak hal yang krusial, terlebih konflik yang menyangkut nyawa manusia. TOR itu sendiri harus   berkiblat pada jurnalisme damai, tidak memperkeruh suasana. Dengan demikian keselamatan jurnalis itu sendiri juga harus  diperhatikan.

Namun faktanya, sejak 1996 tercatat ada 10 kasus pembunuhan wartawan yang masih menjadi misteri. Atau selama periode 2005-2010, sedikitnya ada 321 kasus kekerasan termasuk pembunuhan terhadap wartawan di Indonesia.

Bahkan ada kasus pembacokan terhadap pemimpin redaksi  tabloid Dinamika Bangsa, Pamekasan, Khairul Kalam, 36 tahun.  Dimana kasusnya masih terus diselidiki. Atau aksi kekerasan di Padang  dilakukan oknum militer saat jurnalis meliput razia kafe mesum.  Sebanyak tujuh jurnalis mengalami luka-luka. Kamera dan kaset video  juga dirampas.

Atau seperti yang dialami jurnalis Mercusuar Palu, Moechtar  Mahyuddin dan jurnalis Kompas, Reny Sri Ayu, yang dikeroyok massa  saat  liputan di SPBU Bungku, Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten  Morowali.

Dan itu belum termasuk kekerasan oknum Letkol TNI AU di  Pekanbaru, Riau, yang terjadi belum lama ini. Bahkan media China  People‘s Daily pun mengutuk keras aksi kekerasan terhadap wartawan  Indonesia oleh oknum TNI AU di Pekanbaru, Riau tersebut. Seperti yang  dikatakan pemimpin redaksinya Wu Hengquan.

Hengquan pun akan menggalakan dukungan dengan media lain  untuk mengecam kejadian tersebut, meski aksi kekerasan yang   melibatkan setidaknya lima wartawan itu belum tersebar luas di media China. nRed

PARIWISATA & BUDAYA

Jadi Favorit di Malang

Coban Rondo. Air terjun di Desa Pandansari, Kecamatan Pujon, Malang ini tempatnya berada di kawasan lereng Gunung Kawi menambah pesona dan kesegaran.

Kawasan wisata daerah Malang, Jawa Timur sudah menaklukan hati banyak traveler dengan pesonanya. Banyak kekayaan alam dan tempat wisata lainnya yang menjadi kelebihan kota ini. Tapi, ini dia yang paling favorit di mata para pembaca detikTravel.

Aksesnya mudah dan memiliki banyak tempat wisata, itulah sedikit gambaran tentang Malang. Selaini tu, beberapa kawasan di Malang juga dikenal dengan kesejukannya. Makinlah Kota Apel ini salah satu destinasi yang digemari banyak wisatawan.

Sejak Senin hingga Rabu 22-23 Oktober 2012 kemarin, detikTravel menggelar survei tentang tempat liburan favorit di Malang. Respon luar biasa ditunjukan oleh parad ’Traveler. Dari banyaknya pilihan yang masuk, detik Travel Kamis (25/10/2012), menjaring 5 destinasi favorit para pembaca setia detik Travel di Malang:

PulauSempu
Meskipun tidak berada persis di Kota Malang, tapi ternyata Pulau Sempu mampu menarik perhatian sebanyak 26 persen ’Traveler. Pulau kecil di selatan Malang ini kerap disebut-sebut sebagai surga tersembunyinya JawaTimur.

Anda bisa menyambangi pulau ini dari Pantai Sendang Biru, Malang. Dari sinilah perjalanan menuju ‘surga’ berawal. Di pulau tanpa penghuni ini terdapat sebuah laguna yang sudah menjadi tujuan wajib wisatawan, yaitu Segara Anakan. Ets, sebelum bisa menyaksikan keindahannya, Anda harus lapor terlebih dahulu, sebab ini adalah cagar alam. Ada penjaga keamanan di kantor yang berada di pojok kanan Pantai Sendang Biru.

Perizinan sudah selesai, kini saatnya menjelajah Pulau Sempu. Sebelum bisa mencapai laguna yang cantik, Anda harus trekking membelah hutan selama sekitar 2 jam. Usahakan datang pada musim panas karena tanah yang kering memudahkan perjalanan trekking.

Perjalanan yang cukup melelahkan akan terbayar kontan saat menjejakkan kaki di pasir putih laguna yang bersih dan lembut. Pemandangan karang yang menjulang seperti tembok alam nan asri membuat perasaan gembira tak karuan. Tak jarang traveler yang kesana mengaku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Jangan lupa menjaga kebersihan, ya!

Toko ‘Oen’
Banyak yang bilang, belum ke Malang jika belum mencicipi eskrim di Toko ‘Oen’. Jelas saja, toko yang sudah berdiri sejak tahun 1930 ini memang memiliki menu es krim yang nikmat.

”Yang jadi favorit di sini adalah es krim, semua rasa. Karena asli bikin sendiri, tanpa pengawet dan bikinnya manual,” jelas stafToko ‘Oen’, Nia saat dihubungi detikTravel, Rabu (24/10/2012).

Penasaran? Datang saja ke Jalan Basuki Rahmat No 5. Di situ Toko ‘Oen’ berdiri dengan arsitektur tempo doeloe lengkap dengan jendela-jendela besarnya. Begitu melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam toko, Anda akan disuguhkan suasana khas zaman kolonial Belanda. Kursi-kursi rotan dengan meja bulat yang besar juga masih dipertahankan di sini.

Satu porsinya, es krim dibanderol dengan harga Rp 13 ribu per scoop, kecuali es krim durian seharga Rp 20 ribu. Selain es krim, Toko ‘Oen’ juga terkenal dengan steak lidah yang mantap. Menikmati steak lidah dengan es krimnya yang nikmat sambil duduk di tengah suasana kolonial Belanda bisa membuat Anda betah berlama-lama di sini.

Coban Rondo
Selanjutnya ada Coban Rondo. Air terjun yang berada di Desa Pandansari, Kecamatan Pujon, Malang ini menyita perhatian sekitar 9 persen d’Traveler. Tempatnya yang berada di kawasan lereng Gunung Kawi menambah pesona dan kesegaran air terjun ini.

Air terjun ini sudah lama menjadi destinasi favorit di Malang. Tingginya mencapai 84 meter dan berada di ketinggian 1.135 mdpl, maka tak heran gemercik airnya sangat dingin dan sejuk. Suhunya pun dapat mencapai 22 derajat celcius. Maka Coban Rondo adalah tempat yang pas untuk melepas kepenatan. Apalagi perpaduan air yang jernih serta pepohonan yang hijau akan menambah pesona air terjun Coban Rondo.

Alun-alun Malang
Hampir semua kota di Indonesia memiliki alun-alun. Selaindi gunakan sebagai taman kota, lokasi ini biasanya juga dimanfaatkan oleh banyak orang untuk berwisata. Sama halnya di Malang, alun-alun juga menjadi destinasi favorit sebanyak 8 persen d’Traveler.

Jelas saja, Alun-alun Malang memang memiliki suasanya yang cukup nyaman, walaupun memang setiap hari tempat ini ramai dikunjungi banyak orang. Tidak hanya warga Malang saja, wisatawan dari luar kota pun banyak ditemukan di tempat ini.

Selain ruang hijau yang bisa dinikmati, ada juga beberapa pedagang kaki lima yang menjajakan aneka jajanan khas Malang di tempat ini. Menikmati pusat kota yang ramai sambil menikmati aneka kuliner murah-meriah di Alun-alun Malang, kenapa tidak?

Jawa Timur Park
Yang satu ini adalah kawasan wisata ternama andalan Jawa Timur, namanya Jawa Timur Park. Berada di Batu, atau berjarak sekitar 20 km dari Malang, area wisata yang juga dikenal dengan nama Jatim Park ini dipilih oleh 8 persen d’Traveler. Jatim Park dibagi 2 bagian, yaitu Jatim Park 1 dan Jatim Park 2.

Bagi Anda yang ingin mengajak keluarga berekreasi dan belajar di taman bermain, Jatim Park 1 adalah tempat yang tepat. Jatim Park 1 punya lebih dari 50 wahana seru, seperti kolam renang raksasa, play ground, remote car, jet coaster, bioskop 3D, dan masih banyak lagi. Puas bermain, kini saatnya untuk menambah ilmu. Ada beberapa wahana edukasi di Jatim Park 1, seperti Outdoor Science Center, Galeri Nusantara Science Center Kimia & Biologi, Amazing Human Body, miniatur candi, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Jatim Park 1 buka setiap hari, mulai pukul 08.30-16.00 WIB. Harga tiket masuknya Rp 50 ribu untuk hari Senin-Kamis dan Rp 60 ribu untuk hari Jumat-Minggu.

Sedikit berbeda dengan Jatim Park 1, Jatim Park 2 akan mengajak Anda kembali ke alam. Di sini terdapat 3 tempat yang seru, seperti Museum Satwa, Pohon Inn Hotel, dan Batu Secret Zoo. Bagi Anda pecinta binatang, Museum Satwa adalah tempat yang wajib dikunjungi. Hanya dengan membayar tiket sebesar Rp 20 ribu, Anda sudah bisa menyaksikan replika satwa purba, seperti Tyrannosaurus-Rex, Stegosaurus, Mammoth, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Jika ingin menikmati kawasan ini lebih lama lagi, Anda bisa menginap di Pohon Inn Hotel. Uniknya, hotel ini berdesain layaknya pohon sungguhan. Bagi yang ingin bermalam di sini, Anda bisa menyewa kamar dengan harga mulai dari Rp 440 ribu hingga Rp 1,4 juta per malamnya. Sensasi menginap di dalam pohon bisa Anda rasakan di sini.

Selain itu, tidak jauh dari Pohon Inn Hotel, ada Batu Secret Zoo. Kebun binatang bergaya modern ini memiliki koleksi satwa yang cukup beragam. Dengan membayar Rp 55 ribu pada hari Senin-Kamis dan Rp 65 Jumat-Minggu, Anda sudah bisa berkenalan dengan berbagai binatang di Batu Secret Zoo.

Selain 5 destinasi favorit di atas, d’Traveler juga memilih tempat wisata lainnya di Malang. Pantai Balekambang, Pantai Goa Cina, dan Batu Night Spectacular masing-masing dipilih oleh 5 persen d’Traveler. Kemudian ada juga Pantai Sendang Biru yang dipilih oleh 3 persen d’Traveler.

Malang yang punya banyak tempat wisata ternyata benar-benar terbukti dari antusias d’Traveler dalam memilih destinasi favorit mereka.